Limapuluh kota - Kupas-news.com - Era pandemi Covid-19 masih belum usai. Berbagai kendala dan kesulitan ditemui dimana-mana, termasuk di dunia pendidikan dalam hal ini proses belajar mengajar tatap muka.

Kondisi diatas juga dialami jajaran Dinas Pendidikan Kabupaten Limapuluh Kota seperti dikatakan Kepala Dinasnya Indrawati, Spd, MP ketika bincang-bincang dengan PilarbangsaNews di ruang kerjanya, Rabu(11/10).

“Semenjak era pandemi proses belajar mengajar terpaksa melalui online. Belajar tatap muka memang belum kita laksanakan,” ucap Indrawati.

Sekarang ada program guru pengerak namanya, lanjutnya. Guru-guru yang potensial dipersilahkan mendaftar secara online ke Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kementrian nanti akan melakukan tes terhadap guru-guru yang mendaftar ini, semuanya melalui online.

“Nanti guru-guru yang dinyatakan lulus, kementrian mendiklatkan mereka yang lamanya sekitar 3 bulan,” jelas Indrawati. Nah, nanti guru-guru inilah yang dihandalkan sebagai guru pengerak dalam proses belajar mengajar di era pandemi ini.

Sisi lain, Indrawati juga membahas tentang kekurangan kepala sekolah di Kabupaten Limapuluh Kota, khususnya kepala sekolah SD dan SMP.

“Kita di kabupaten memang kekurangan kepala sekolah SD dan SMP. Penyebabnya karena kepala sekolah tersebut telah memasuki usia pensiun,” jelas Indrawati.

Untuk mengatasi kondisi ini, kata Indrawati melalui anggaran APBD P 2020, Dinas Pendidikan Limapuluh Kota menyikapi program Ca-kep ini sesuai dengan Permendikbud Nomor 6.

Penyelenggara dari Ca-kep ini adalah LPPKKS (Lembaga Peningkatan Penyelenggara Kompetensi Kepala Sekolah) di Solo, Jateng yang masih berada di jajaran Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. “Untuk tahap I ini, peserta yang kita rekomendasikan sebanyak 50 orang guru,” ujar Indrawati. (*).

 
Top