Mario Syah Johan, SH Anggota DPRD Sumbar yang juga Komisi IV terus berupaya memperjuangkan jalan tembus Kambang Pessel- Muara Labuh (Kambara). @rie Sutan Malin Mudo


Padang, Kupaspost.com- Anggota DPRD Propinsi Sumbar, daerah pemilihan Solok Selatan, Kabupatan dan Kota Solok, Mario Syahjohan, SH yang juga anggota Komisi IV dari Fraksi Gerindra terus memperjuangkan jalan Kambang (Pessel) via Muara Labuh dan Dharmasraya.

Hal itu diutarakannya, Jum'at (1/10/2021) malam disela-sela Kunjungannya memantau peserta Bimtek Jitu Pasna, di Kyriad Hotel Bumiminang. Dihadapan para jurnalis ia mengatakan, sebenarnya selama ini jalan Kambang- Muara Labuh tersebut bisa dibangun dan memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat.

Masih kata Mario, secara tidak langsung sudah ada proses lanjutannya. Kita sudah mendatangkan tim ahli dan profesor dari berbagai Universitas yang ada di Sumbar ini, dari ahli pertanahan, ahli konstruksi, juga ahli kebencanaan.

" Kita berharap, dengan turunnya kajian tim ahli bisa menjawab kebutuhan jalan yang sudah lama di impikan dan insyaAllah tahun ini bisa rampung semuanya," harap Mario.

Pada dasarnya, kata Mario  jalan Kambang via Muaro Labuh ini perlu diluruskan setelah ada hasil kajian dari tim ahli. Bahwasanya, panjang jalan Kambang-Solsel tersebut 55 KM dan yang belum dibuka atau tembus aksesnya hanya 10 KM lagi.

Sedangkan zona TNKS tersebut dari 10 KM jalan yang belum tembus dengan alasan inti TNKS, padahal setelah tim pengkajian dari para ahli turun, disana ditemukan zona hanya 4,5 KM merupakan bahagian dari TNKS itu sendiri, tegas politsi muda Gerindra ini.

Anggota Komisi IV DPRD Sumbar ini melanjutkan, selama ini hanya endorse isu yang mengatakan jalan Kambara merupakan zona TNKS, padahal sebenarnya hanya 4,5 KM saja.

" Artinya, 4,5 KM ini bukanlah terlalu jauh. Sekarang kita menunggu result dan finishing secara keseluruhan dari tim kajian," pungkas Mario lagi.

Nah, dengan adanya hasil dari tim kajian nantinya, tentu ada bahan yang kita bawa kepusat untuk bahan penguatan dan usulan dengan fokus 4,5 KM, bebernya.

Masih kata Mario, jalan Kambang-Muaro Labuh ini sudah dibuka sejak tahun 1991. Sedangkan penetapan zona hutan TNKS pada tahun 2004. Jadi, ini bisa dasar kita untuk terus mendorong dan menperjuangkan jalan Kambara.

Eks Ketua KONI Solsel ini meneruskan, jika jalan ini dibuka, banyak nilai positifnya bagi kedua daerah ini. Misalnya saja, dari Kambang(Pessel) bisa membawa hasil tangkapan lautnya. Nah, ketika pulang mereka bisa membawa sayuran juga ikan kolam yang menjadi primadona di Solsel itu sendiri.

" Belum lagi dari sektor pariwisatanya, dari Pessel mereka bisa mengunjungi Seribu Rumah Gadang ataupun sebaliknya, dari Solok Selatan masyakat bisa berwisata ke Mandeh. Sebab, jarak tempuhnya hanya 55 KM," imbuh Politisi muda yang care dengan awak media ini.

Bukan tak beralasan, katanya lagi, selain sektor pariwisata, juga bisa meningkatkan sektor pendidikan, infrastruktur bahkan peningkatan ekonomi kerakyatan.

Selain itu, jalan ini merupakan jalan penghubung tiga kabupaten (Kambang-Solok Selatan dan Dharmasraya)  menembus propinsi Jambi. (Hr1)

 
Top