Limapuluh Kota, Kupaspost.com - Sebanyak 42 satuan pendidikan disiapkan menjadi pionir Sekolah Penggerak di Kabupaten Lima Puluh Kota. Bertolak dari gagasan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia, Sekolah Penggerak diharapkan menjadi katalis perbaikan mutu pendidikan nasional. Langkah awak terlaksananya Sekolah Penggerak adalah tersedianya tenaga guru punya kompetensi penguasaan teknologi informasi dan komunikasi sebagai basis pemanfaatan platform digital untuk mendukung digitalisasi proses belajar mengajar di Sekolah Penggerak. 

Demikian rangkuman sambutan Bupati Lima Puluh Kota Safaruddin Dt Bandaro Rajo ketika membuka Workshop Program Sekolah Penggerak Limapuluh Kota, bertema “Penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Sekolah Penggerak Limapuluh Kota”, pada Rabu (19/01/2022) di Aula Pertemuan UPTD SD Negeri 04 Sungai Talang Kecamatan Guguak.

Turut hadir pada kesempatan pembukaan, Kepala Dinas Pendidikan & Kebudayaan Limapuluh Kota, Indrawati, Ketua TP-PKK Lima Puluh Kota Nevi Safaruddin, serta Keluarga Besar “Tut Wuri Handayani” dan pemerhati pendidikan di Kabupaten Lima Puluh Kota.

Program Sekolah Penggerak untuk pertama kali diluncurkan Kemendikbud pada 1 Februari 2021 lalu.  Sejatinya Sekolah Penggerak diadakan untuk menyukseskan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila. Sebelum diterapkannya Sekolah Penggerak secara utuh, perlu ditingkatkan terlebih dahulu kompetensi guru dalam menguasai platform digital guna mendukung terciptanya profil Pelajar Pancasila sebagai keluaran dari Sekolah Penggerak. Hal ini diwujudkan melalui Workshop Program yang diikuti oleh guru-guru pada nominasi Sekolah Penggerak di Kabupaten Limapuluh Kota pada 2022. Efektifnya Sekolah Penggerak harus diawali dengan sumber daya tenaga guru yang unggul.  Workshop diikuti oleh 60 orang peserta, terdiri dari Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Kelompok Kerja Guru (KKG) serta Komite Pembelajaran.  

Di sisi lain dari sambutan Bupati Safaruddin mengatakan guru berfungsi sebagai ujung tombak dalam mencerdaskan anak-anak Limapuluh Kota. Untuk itu guru tidak boleh menyerah dalam mencerdaskan muridnya. Seterusnya, dengan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi pada saat ini, maka guru harus meningkatkan kompetensinya terutama di bidang teknologi, informasi dan komunikasi. 

Bupati juga mengingatkan, dengan perubahan sistim pembelajaran secara digitalisasi secara otomatis para pendidik harus mengubah cara mendidik anak-anaknya. Gali potensi anak didik sesuai dengan bakat yang dimiliki disamping pelajaran lainnya yang akan diberikan. Bupati Safaruddin juga memberikan apresiasi terhadap peran penting guru dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berbudaya dan berdaya saing berlandaskan keimanan.  

Dalam laporannya saat pembukaan workshop Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Limapuluh Kota Indrawati, mengungkapkan 42 satuan pendidikan ditunjuk menjadi Sekolah Penggerak di Kabupaten Lima Puluh Kota. Terdiri atas sembilan Taman Kanak-kanak, 27 Sekolah Dasar, dan enam Sekolah Menengah Pertama. Terlaksananya Kelas Kompetensi Guru Sekolah Penggerak ini diharapkan menjadi jawaban untuk tantangan global masa depan yang akan dihadapi bangsa Indonesia dengan mencetak profil Pelajar Pancasila.  Guru yang memiliki kemauan untuk memaksimalkan potensi diri dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran merupakan salah satu kriteria yang terpenting guru penggerak yang akan menjadi garda terdepan memajukan pendidikan di Indonesia. (JPP)

 
Top