Padang-kupaspost.com- PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat terus memperkuat komitmen dalam penyediaan layanan transportasi berbasis rel yang aman, nyaman, dan terjangkau bagi masyarakat. Salah satu wujud nyata upaya tersebut adalah adanya Stasiun Pauh Lima.
Stasiun yang berada pada ketinggian ±90 meter di atas permukaan laut ini awalnya dibangun pada 16 November 1979 sebagai bagian dari jalur Indarung–Bukit Putus. Selama masa operasionalnya, Pauh Lima menjadi titik strategis untuk penyusulan dan pengaturan rangkaian kereta barang yang mengangkut material dari Pabrik Semen Padang menuju Pelabuhan Teluk Bayur. Fungsinya sangat vital, meski berada dalam senyap tanpa melayani perjalanan manusia.
Namun, seiring perubahan kebutuhan mobilitas masyarakat dan kebijakan transportasi nasional yang kembali mendorong penguatan moda transportasi berbasis rel, kawasan Pauh yang dikelilingi permukiman, pusat pendidikan seperti Universitas Andalas, dan sentra aktivitas harian menunjukkan potensi besar untuk menjadi simpul baru perjalanan berbasis rel.
“Kehadiran Stasiun Pauh Lima sebagai stasiun penumpang merupakan komitmen KAI dalam menyediakan layanan yang relevan dengan kebutuhan mobilitas masyarakat masa kini. Transformasi ini bukan hanya membuka akses transportasi baru, tetapi juga menghadirkan pilihan perjalanan yang lebih aman, efektif, dan terjangkau, khususnya bagi mahasiswa dan pekerja di kawasan Pauh dan sekitarnya,” ujar Kepala Humas Humas KAI Divre II Sumbar, Reza Shahab.
Pengoperasian Stasiun Pauh Lima dimulai pada 1 Maret 2023 menjadi momen bersejarah: untuk pertama kalinya sejak berdiri, kereta penumpang Pariaman Ekspres relasi Pauh Lima - Naras berhenti di sini dan disambut antusias warga. Kini, 10 (sepuluh) frekuensi perjalanan, perjalanan kereta singgah setiap hari dengan tarif terjangkau mulai Rp5.000, menjadikan Pauh Lima alternatif mobilitas yang efisien dari dan menuju pusat Kota Padang.
Sejak kembali aktif, stasiun ini tidak hanya menjadi titik keberangkatan dan kepulangan, tetapi juga simbol perubahan. Dari rel yang dahulu membawa muatan industri, kini setiap rangkaian yang datang membawa pelajar, mahasiswa, pekerja, hingga wisatawan menghidupkan kembali denyut kawasan dan mendekatkan layanan perkeretaapian kepada masyarakat.
“Kami berharap kehadiran kembali Stasiun Pauh Lima dapat menjadi katalis bagi peningkatan kualitas hidup warga. Ini adalah bukti bahwa infrastruktur yang pernah tidur panjang pun dapat kembali memberi manfaat besar bagi publik bila dihadirkan dengan tepat,” tambah Reza.
Dengan wajah baru yang lebih fungsional dan pelayanan yang disesuaikan kebutuhan masyarakat, Stasiun Pauh Lima kini melanjutkan perjalanan sejarahnya. Tidak lagi sebagai fasilitas industri yang sunyi, tetapi sebagai simpul transportasi publik yang mendukung mobilitas modern, lebih hidup, lebih manusiawi, dan lebih dekat dengan warga.
“KAI akan terus memastikan Pauh Lima memberi layanan terbaik bagi masyarakat serta menjadi simpul perjalanan yang andal dan berkelanjutan,” tutup Reza.
Salam
Kepala Humas Divre II Sumbar
Reza Shahab
(Siaran Pers Divre II Sumatera Barat 19 November 2025)
