Sepasang anak cucu Adam berlainan jenis sedang memadu kasih di kursi trotoar jalan Khatib Sulaiman. Padahal, sudah dini hari dan tampa rasa takut maupun malu mereka asik berduaan. @rie Sutan Malin Mudo


Padang, Kupaspost.com-  Niat baik Pemko Padang untuk mempercantik taman kota dan memperindah kota Padang, khususnya trotoar plus kursi santai di sepanjang jalan protokol Khatib Sulaiman tidak selamanya baik. Artinya, dipakai bahkan disalah gunakan bagi pasangan beda jenis anak cucu adam nan lagi dimabuk kasmaran.

Hasil pantauan media ini, Jum'at (4/6/2021) dini hari, sekira pukul 01.00 WIB disepanjang jalan protokol tersebut masih banyak pasangan muda-mudi nongkrong (pacaran) dan tidak menghiraukan dinginnya angin malam, bahkan rasa-rasa sudah mulai memudar. Seolah-olah dunia milik mereka berdua.

Melihat kondisi kekinian jantung Kota, dimana Sumbar yang tersohor dengan filosifi Adat Basandi Sara', Sara Basandi Kitabullah (ABS-SBK) nan indak lapuak dek hujan, indak lakang dek paneh kini hanya tinggal slogan belaka.

Hal ini mendapat sorotan tajam dari salah seorang perantau Minang, Azwar, SS, M. Si putra Kamang yang juga Alumni Ilmu Komunikasi UI berpendapat, hampir 20 tahun kami meninggalkan ranah minang ini. Memang banyak perubahan kearah positif, baik segi pembangunan SDM maupun infrastruktur cukup menggembirakan.

" Namun, sayangnya niat baik pemko disalah gunakan bagi sebahagian anak-anak jalanan, sebut saja para muda-mudi, para pembalap liar, tentu ini akan mencoreng tatanan adat di Minang ini, ujar Alumni Sastra Unand ini.

Ia menambahkan, kita meminta dan menyarankan agar pemko Padang melalui instansi terkait agar dapat bertindak tegas untuk membrantas persoalan ini, pungkas Azwar yang juga eks. Ketua Forum Studi Islam FS-UA ini.

Lanjutnya, jika ini dibiarkan tentu akan merusak moral generasi muda juga merusak nilai adat dan kesopanan kita orang Minang, imbuhnya penuh risih.

" Seingat dan sepengetahuan kami, dulu jika anak gadis Minang jam 21.00 atau jam 9 malam belum pulang, maka orang tua dan ninik mamaknya risau. Disamping itu, ada rasa ketakutan jika pulang sudah larut," tegasnya.

Namun, sangat disayangkan saat ini kami melihat betapa kagetnya sudah pukul 01.00 dini hari masih nyantai-nyantai mereka duduk berpacaran didepan umum, jalan protokol lagi, ujar Ketua IKA FIB Jabodetabek ini lagi.

Sekali lagi, kami meminta kepada Pemko Padang agar bisa menertibkan dan melakukan razia di jalan protokol Khatib Sulaiman dari hal-hal yang tidak enak di pandang, jika kita ingin menjalankan falsafah tersebut.

Senada dengan itu, Ketua DPD Isafat Kota Padang, Hariyanto, SS, SH menambahkan, Pemko Padang diminta untuk mengevaluasi keberadaan tempat duduk di trotoar sepanjang jalan protokol Khatib Sulaiman. Jika tidak ada manfaatnya sebaiknya di bongkar saja.

" Sepanjang Khatib merupakan area perkantoran dan hotel. Jadi, tidak banyak digunakan oleh masyarakat. Namun, dimalamnya alahualam bisoab," pungkas Arie.

Kami menyarankan agar pemko Padang dapat melakukan penertiban, pengawasan di malam hari melalui dinas terkait dalam hal ini Sat Pol PP. Jika tidak, maka wajah cantik kota dan niat baik pemko akan ternodai, tutup Arie yang juga putra Pessel ini. (Hr1)

 
Top