PayakumbuhKupaspost.com Bertempat di aula pertemuan Randang lantai II kantor walikota, Wakil walikota Erwin Yunaz dengan didampingi kepala dinas pertanian kota Payakumbuh Depi Sastra terima kunjungan kerja dari Kementrian Investasi/BKPM bersama PT. Sucofindo, Selasa (28/9).


Kunjungan kerja dari Kementrian Investasi/BKPM yang turut membawa rekanan dari PT. Sucofindo itu untuk membahas lanjutan penyusunan peta peluang investasi proyek prioritas strategis di industri pengolahan hasil perkebunan di Provinsi Sumatra Barat.


Wakil Walikota (Wawako) Erwin Yunaz menyampaikan terima kasih dan mengapresiasi atas kunjungan dari Kementerian Investasi/BKPM bersama PT. Sucofindo beserta jajarannya, juga berharap Kementerian Investasi dapat membawa kemajuan bagi kota Payakumbuh.


Agenda kunjungan kerja dari kementrian Investasi/BKPM yang dipimpin oleh Ariyo Dharma Pahla Irhamna (Tenaga Ahli Kedeputian Bidang Perencanaan Penanaman Modal) itu turut membawa Eka Fitri Laeli (Kepala Seksi Industri Kimia Dasar), Inten Fauziah Hidayat (Staf), Putri Sarah (Tenaga Pendukung), dan untuk tim dari PT. Sucofindo yakni Bagus Saputra, Ahmad Yasir (PIC Teknis), Wedy Nasrul (Tim Ahli sosial kelembagaan), Muhamad Reza(tim leader), dan Rizqha Supriyanti burano (tim ahli perencanaan wilayah).


Pada kesempatan tersebut, Wawako turut menyampaikan kembali jika pertemuan dengan pihak kementrian Investasi/BKPM ini merupakan kelanjutan atas hasil ralat koordinasi antara Menteri Investasi/BKPM bersama Gubernur Sumatra Barat.


“mengacu atas hasil pertemuan dengan Gubernur Sumatra Barat sebelumnya, dari kementrian Investsi melihat di wilayah Sumatra Barat memiliki dua potensi komoditi yang strategis, yakni di sektor perkebunan yang meliputi kelapa dan gambir,” kata Erwin.


Menurut Wawako itu, berdasarkan data yang didapatkan, jumlah Industri Pengolahan Kelapa di Sumatra Barat ada sebanyak 2 pabrik. 


Namun, salah satu pabriknya tidak lagi aktif atau mengalami permasalahan dalam melanjutkan produksinya. Luas tanam kelapa di Sumatra Barat saat ini yaitu 87.572,50 Ha dan produksinya mencapai 78.348 ton (BPS Sumatra Barat, 2021). 


“Saat ini kondisi perkebunan kelapa di Sumatra Barat berada dalam peremajaan sehingga produksi kelapa saat ini diperkirakan mengalami penurunan,” ungkap Erwin Yunaz.


Dan untuk komoditas gambir, jumlah industri pengolahannya sebanyak ada satu buah industri yang terdapat di wilayah Kabupaten Lima Puluh Kota. Untuk luas lahan gambir saat ini diperkirakan seluas 28.016 Ha dan produksi gambir saat ini sebanyak 7.582 ton.


Sementara itu, Ariyo Dharma Pahla Irhamna  sampaikan bahwa berdasarkan pada analisis hasil rapat penajaman, rapat koordinasi daerah dan kunjungan lapangan serta stakeholder untuk pemilihan komoditas perkebunan di Sumatra Barat yang strategis dibangun industri pengolahannya adalah Industri Gambir. 


Adapun maksud dari pelaksanaan proyek ini yaitu mendorong realisasi pengembangan penanaman modal Proyek Prioritas/Strategis Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Gambir di Provinsi Sumatra Barat. 


“Oleh sebab itu, kami sangat berharap Bapak/Ibu dapat menerima kunjungan kerja kami dan membantu memberikan informasi berupa ketersediaan lahan untuk pembangunan industri di Kota Payakumbuh dan Informasi tentang jaringan investor di sektor industri gambir,” ungkap Ariyo.


Turut juga disampaikan Ariyo, sehubungan dengan penyusunan Peta Peluang Investasi Proyek Prioritas Strategis yang Siap Ditawarkan Tahun Anggaran 2021 di Industri Pengolahan Hasil Perkebunan Gambir Sumatera Barat, bersama ini kami bermaksud melaksanakan kunjungan kerja dalam rangka melanjutkan pengumpulan data yang dibutuhkan untuk pertimbangan aspek keuangan dan bisnis, sosial ekonomi, serta risiko dan mitigasi dalam penyusunan dokumen Pre-Feasibility Study proyek tersebut.


“Dan untuk mensukseskan program ini nantinya kami dari pihak Kementrian Investasi mengajak PT. Sucofindo untuk membantu dalam proses pengerjaan proyek investasi ini,” tukasnya.(JPP)

 
Top