Gubernur Sumbar H. Mahyeldi didampingi Kalaksa BPBD Sumbar Erman Rahamn memasang atribut kepada peserta Bimtek Jitu Pasna angkatan ke VIII, Rabu (29/9/2021) di Kyriad Bumiminang Hotel Padang. @rie Sutan Malin Mudo


Padang, Kupaspost.com - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) H. Mahyeldi Ansharullah secara resmi membuka Bimbingan teknis penghitungan Hitung Cepat Pengkajian Kebutuhan Pasca Bencana (Bimtek Jitu Pasna) tahun 2021 angkatan ke-VIII atau angkatan terakhir dibulan September ini.

Dihadapan peserta Bimtek, H. Mahyeldi mengatakan, provinsi Sumbar ini memiliki potensi sumber daya alam yang indah dan menawan. Namun, juga potensial ancaman bencana alam juga rawan dan sangat berpotensi besar.

Mahyeldi menyebutkan Sumbar merupakan daerah yang memiliki keindahan alam yang bagus dan juga memiliki potensi air terjun banyak. Akan tetapi karena berada di patahan semangka sehingga ancaman bencana menjadi cukup tinggi.

" Ancaman itu datang dari laut seperti ancaman tsunami, rob dan abrasi. Ini disebabkan daerah kita merupakan lintasan patahan semangka bahkan megathrust. Lalu didarat ada gempa, angin puting beliung, longsor, banjir bandang dan letusan gunung berapi," kata Gubernur saat membuka Bimtek Jitu Pasna Angkatan VIII, di Kyriad Hotel Bumiminang, Rabu (29/9/2021).

Sehingga, Mahyeldi menambahakan dengan kondisi alam yang demikian tidak ada jalan lain selain mempersiapkan warga atau masyarakat yang memiliki kemampuan kesiap siagaan dalam menghadapi bencana.

"Dalam keadaan terjadinya bencana, tidak mungkin orang yang kena musibah bisa mengatasi persoalan dengan cepat," katanya.

Oleh karena itu, tentu ada pihak lain yang bisa membantu. "Maka para relawan dan para jurnalis hadir untuk membantu korban bencana. Terkait apa yang diperlukan dan dibutuhkan dalam menghadapi bencana oleh korban bencana," ucapnya.

Ia mengatakan, dalam rangka mempersiapkan hal itu maka perlu dilatih melalui Bimtek ini. Dengan adanya Bimtek sehingga para relawan akan mendapatkan pembekalan. Nantinya, relawan yang bergerak didaerah bencana sesuai dengan domisilinya, sekaligus bisa jadi pendamping tingkat kelurahan.

Tentunya, para relawan maupun jurnalis peduli sebagai garda terdepan dalam penanganan dan penyajian dalam penyampaian informasi, pungkas Buya.

"Diharapkan ketika ada bencana alam datang, para relawan dan jurnalis bisa menghitung secara cepat, akurasinya terukur dengan jelas dan mengkaji secara cepat. Bergerak cepat dalam mengatasi permasalahan," imbuh Mahyeldi yang akrab disapa Buya ini.

Lanjut Buya, memang kita tidak berharap akan ada terjadi bencana alam namun perlu adanya bentuk antisipasi, edukasi untuk mengurangi bencana maupun penanganan pasca bencana. (Hr1)

 
Top