Italia-kupaspost.com- Sabtu (24/5/2025) dini hari WIB menjadi malam yang tak akan terlupakan bagi pendukung Napoli. Stadion Diego Armando Maradona berubah menjadi lautan biru penuh nyanyian, air mata, dan kegembiraan. Napoli secara resmi mengunci gelar juara Liga Italia musim 2024/2025 usai mengalahkan Cagliari dengan skor meyakinkan 2-0.

Kemenangan itu bukan hanya memastikan posisi puncak klasemen dengan koleksi 82 poin, satu angka lebih tinggi dari Inter Milan yang terus membayangi hingga pekan terakhir, tetapi juga mengukir kisah epik baru dalam sejarah panjang klub asal Italia Selatan ini. Di tangan dingin Antonio Conte, Napoli kembali ke puncak setelah musim sebelumnya hanya mampu finis di peringkat ke-10.

Berikut ini tujuh fakta penting yang menjadi bukti betapa luar biasanya perjalanan Il Partenopei musim ini:

1. Gelar Keempat Setelah Hampir Satu Abad Berdiri
Didirikan pada tahun 1926, Napoli membutuhkan hampir satu abad untuk mengoleksi empat gelar juara Serie A. Gelar-gelar sebelumnya diraih saat era kejayaan bersama Diego Maradona (1986/87 dan 1989/90), dan kebangkitan era modern pada musim 2022/23. Kini, musim 2024/25 mempertegas posisi Napoli sebagai kekuatan baru sepakbola Italia yang tak bisa diremehkan.

2. Dominasi Italia Selatan
Dengan empat Scudetto di lemari trofi mereka, Napoli kini menjadi klub tersukses dari wilayah Italia Tengah-Selatan. Dalam lanskap sepakbola Italia yang selama ini didominasi oleh klub-klub dari utara seperti Juventus, Milan, dan Inter, keberhasilan ini menjadi pernyataan kuat: bahwa Napoli mampu menantang dominasi lama dan membangun dinasti dari selatan.

3. Dari Peringkat 10 Jadi Juara, Rekor Baru Serie A
Musim lalu, Napoli nyaris tak dikenali sebagai tim besar mereka mengakhiri musim di posisi ke-10, jauh dari zona Eropa. Tapi musim ini, di bawah asuhan Conte, mereka melonjak drastis ke puncak klasemen. Ini menjadi rekor tersendiri: belum pernah dalam sejarah Serie A (dengan format 20 tim) ada klub yang meraih Scudetto setelah musim sebelumnya finis di posisi 10 besar terbawah. Rekor sebelumnya dipegang oleh Juventus (Conte juga pelatih saat itu) yang naik dari posisi ke-7 pada musim 2010/11 menjadi juara di musim berikutnya (2011/12).

4. Scudetto dengan Poin Terendah, Tapi Penuh Perjuangan
Napoli menutup musim dengan 82 poin (24 menang, 10 imbang, 4 kalah), mencetak 59 gol dan hanya kebobolan 27 kali. Uniknya, jumlah poin ini adalah yang terendah yang pernah diraih oleh juara Serie A sejak diterapkannya sistem tiga poin untuk kemenangan di era kompetisi 20 tim. Mereka menyamai catatan Inter (2009/10) dan Milan (2010/11). Namun, poin rendah ini bukan cerminan kelemahan, melainkan ketatnya persaingan yang membuat setiap poin terasa sangat mahal.

5. Antonio Conte: Raja Scudetto Era Modern
Antonio Conte kembali membuktikan statusnya sebagai salah satu manajer terbaik Italia. Gelar ini adalah Scudetto kelima bagi Conte di Serie A. Tiga kali ia juara bersama Juventus (2011/12 hingga 2013/14), satu kali bersama Inter (2020/21), dan kini bersama Napoli. Hanya Giovanni Trapattoni (7) dan Massimiliano Allegri (6) yang punya koleksi lebih banyak. Marcello Lippi dan Fabio Capello pun ‘hanya’ mengoleksi lima sejajar dengan Conte.

6. Tiga Klub, Tiga Gelar, Satu Pelatih
Dengan keberhasilan bersama Napoli, Conte mencatatkan diri sebagai satu-satunya pelatih dalam sejarah Serie A yang berhasil merebut gelar Scudetto bersama tiga klub berbeda Juventus, Inter, dan kini Napoli. Pencapaian ini belum pernah terjadi sebelumnya, bahkan jika gelar kontroversial Capello bersama Juventus (2004/05 dan 2005/06) tidak dihitung karena dicabut akibat skandal Calciopoli.

7. Rekam Jejak Langka di Musim Debut
Menjadi juara di musim pertama bersama klub baru bukan hal mudah, namun Conte melakukannya. Ia menjadi pelatih kedua dalam sejarah Napoli yang mampu membawa tim menjadi juara pada musim debutnya. Yang pertama adalah Alberto Bigon, yang memimpin Napoli meraih gelar pada 1989/90 juga di era Diego Maradona.

Napoli Bangkit, Serie A Bergairah Kembali
Gelar juara Napoli musim ini tidak hanya menjadi catatan prestasi, tetapi juga menghidupkan kembali gairah sepakbola Italia yang sempat dikuasai oleh segelintir klub. Kemenangan mereka menjadi inspirasi bahwa klub dari luar “tiga besar” tradisional bisa berjaya. Di balik 82 poin dan deretan statistik, yang paling terasa adalah semangat, determinasi, dan keyakinan bahwa sejarah bisa ditulis ulang dari selatan Italia.

Dengan Conte di pucuk pimpinan dan skuad yang semakin matang, Napoli bukan hanya juara musim ini mereka mungkin baru memulai babak dominasi baru.

(Abrol)

Editor
(Mond)

#Napoli #SeriA #LigaItalia #Sepakbola #Olahraga

 
Top