Jaga selalu tubuh dari Virus Covid-19. Sirkulasi udara yang baik dan sering kena pencahayaan sinar ultra violet maka tubuh akan terhindar dari bahaya virus lainnya. Dok ist, Sutan Malin Mudo

Sumbar, Kupas-news.com- Awas, bahaya jika suasan atau ruangan rumah dan perkantoran yang tertutup alias pengab bahkan sirkulasi udaranya tidak lancar atau buruk. Perlu kajian ulang dan kehati-hatian ketika membangun rumah yang serba tertutup atau pengab, virus akan mudah menyebar dan berkembang.

Apalagi, rumah tertutup tersebut juga ber AC, tentu putaran udaranya hanya didalam saja. Dalam suhu dingin, virus-virus mudah dan cepat bertumbuh maupun berkembang.

Menurut Pakar Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Pandu Riono, mengatakan penyebaran virus Corona (COVID-19) justru lebih tinggi risikonya di ruangan tertutup yang memiliki sirkulasi yang buruk. Bahkan dia menyebut rumah pribadi juga menjadi salah satu tempat penularan virus Corona, seperti dilansir dari media detiknews beberapa bulan lalu.

"Kalau droplets itu bisa langsung jatuh ke lantai, dan ini yang dikhawatirkan akan meningkatkan risiko penularan. Dan itu dimungkinkan kalau di dalam ruangan yang sirkulasinya atau ventilasinya buruk," kata Pandu dalam diskusi Polemik bertajuk 'COVID-19 dan Ketidak Normalan Baru' yang disiarkan dalam YouTube MNC Trijaya.

Menurut Pandu, masyarakat harus terus waspada karena ruang tertutup juga memiliki potensi dalam meneyebarkan virus Corona. Tak hanya di dalam gedung, menurutnya, rumah yang memiliki ventilasi buruk juga berisiko menjadi tempat penularan COVID-19.

"Nah, itu yang harus kita waspadai bahwa di ruang tertutup itu risiko lebih tinggi daripada di ruang terbuka. Tempat tinggal pribadi juga bisa. Kalau tempat tinggal pribadi close gitu, semua pake pendingin dan tidak ada ventilasi, kalau 1 orang keluarga kena ya bisa 1 keluarga kena," ucap Pandu.

Pandu pun menyarankan agar gedung-gedung melakukan evaluasi terhadap kondisi sirkulasi udara masing-masing. Menurutnya, masyarakat juga harus selalu mengenakan masker saat berada di ruangan tertutup.

"Jadi kita harus evaluasi gedung-gedung kita apalagi yang cuma AC-nya itu membobol dinding dan pasang AC kayak AC zaman dulu ya. Dan juga banyak. Ruang sidang, DPR. Itu bisa. Semua harus dicek sistem pendinginan sirkulasi dijaga. Dan kalau perlu kalau harus sidang di ruangan ya menggunakan masker," ujar Pandu.

Berdasarkan pantauan di lapangan, pada umumnya yang terindikasi terpapar positif Covid-19 hampir dari kalangan para pejabat, yang nota benenya bekerja dikantoran ber-AC, kemudian naik mobil juga pakai AC dan kurang mendapatkan pancaran panasnya sinar matahari secara langsung.

Mari kurangi beraktifitas ruang tertutup ber-AC inilah tempat virus Covid-19 leluasa menyerang korbannya. Apalagi kalau protokol kesehatan tidak lagi diindahkan. Rapat atau makan sambil ngobrol dengan mencopot masker tentu sangat beresiko. 

Jadi, disarankan agar tempat-tempat tertutup berpendingan sedapat mungkin dihindari. Kemudian, pergi makan ke restoran dan makan di ruangan yang berpendingin, sekalipun tempatnya bergengsi dan makanannya enak. Pegawai yang bekerja di ruang tertutup juga sebaiknya diminta usahakan agar lebih banyak bergerak dan atur juga beraktifitas diluar supaya tetap mendapatkan suplay sinar ultraviolet secara langsung. (hr1)

 
Top